MUSTIKALAND.CO.ID - Apa yang ada di benak Anda ketika mendengar pasar tradisional? Banyak orang yang memiliki pendapat kalau pasar tradisional adalah tempat yang sesak, becek, dan panas. Kendati demikian, banyak yang senang berkunjung ke pasar tradisional karena dapat menjumpai dagangan yang susah dijumpai di pasar modern, contohnya jajanan tradisional.

Pasar tradisional adalah sebuah tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang melakukan sebuah transaksi jual-beli. Harga barang yang tergolong murah, bisa tawar-menawar, dan jenis barangnya bervariatif, membuat masih banyak masyarakat membeli kebutuhan sehari-harinya di pasar tradisional.

Di Indonesia pasar tradisional tersebar di mana-mana. Tidak hanya di pedesaan saja, tetapi di daerah sub-urban hingga perkotaan pun pasar tradisional masih mudah ditemui. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pasar tradisional, simak penjabaran berikut tentang definisi pasar tradisional, ciri-ciri pasar tradisional, dan juga contohnya.

Definisi Pasar Tradisional

Ada banyak pendapat mengenai pengertian pasar tradisional. Berikut adalah definisi pasar tradisional menurut para ahli:

1.      Permendagri (2013)

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 70/M-DEG/PER/12/2013, pasar tradisional memiliki pengertian sebagai tempat jual-beli yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, swasta, dan juga melakukan kerja sama dengan pemilik usaha kecil, menengah, swadaya, dan koperasi. 

2.      Masitoh (2013)

Pengertian pasar tradisional menurut Masitoh adalah sebuah tempat terbuka yang terjadi transaksi jual-beli dan memungkinkan adanya tawar-menawar dalam transaksinya. Pasar tradisional memiliki peran penting dalam sektor perekonomian bagi mayoritas penduduk di Indonesia. 

3.      Bagoes P. Winyomartono (2008)

Dalam buku karangan Astonik yang terbit tahun 2008, Bagoes mendefinisikan pasar tradisional sebagai sebuah kejadian yang berkembang secara bertahap dan yang menjadi pusat dalam kegiatan ini adalah interaksi sosial dan ekonomi.

Baca Juga: Mustika Land & Bank BTN Luncurkan Year End Sale & Program Beli Rumah Dibayarin Developer

Perbedaan Pasar Tradisional dan Modern

Pasar tradisional dan modern memiliki beberapa perbedaan yang cukup mencolok. Berikut ciri-ciri pasar tradisional dengan pasar modern. 

Ciri-Ciri Pasar Tradisional

  1. Pasar tradisional adalah bangunan milik pemerintah daerah atau swasta.

Pendirian bangunan untuk tempat usaha, kios, atau pertokoan di pasar tradisional dilakukan oleh pemerintah daerah atau swasta.

  1. Pengelola pasar tradisional adalah pemerintah daerah atau swasta.

Supaya teratur dan tertib, pasar tradisional umumnya dikelola oleh pemerintah daerah atau badan swasta yang sudah mendapat izin pengelolaan dari pemerintah.

  1. Terdapat tawar-menawar pada transaksi antara penjual dan pembeli.

Anda masih bisa melakukan tawar-menawar ketika sedang melakukan transaksi kepada penjual untuk mendapatkan harga terbaik. Tentunya ini tidak bisa Anda lakukan di pasar modern.

  1. Ada berbagai jenis usaha yang berbaur di tempat yang sama.

Di dalam pasar tradisional terdapat banyak usaha yang bercampur menjadi satu. Mulai dari toko-toko kelontong, toko yang menjual barang pecah belah, toko pakaian, dan sebagainya.

  1. Barang atau jasa berasal dari produsen lokal.

Barang yang beredar di pasar tradisional sebagian besar adalah hasil dari produsen dan petani lokal.

Baca Juga: Mustika Land Mendapatkan Penghargaan dari BTN sebagai Pemenang 4,75% Championship

Ciri-Ciri Pasar Modern

  1. Tidak Ada Tawar-Menawar

Inilah perbedaan paling mencolok dengan pasar tradisional. Pasar modern sudah memasang harga tetap, sehingga Anda tidak bisa menawarnya.

  1. Pembayaran di Kasir

Selain tak adanya proses tawar-menawar, di pasar modern juga pembeli tidak langsung membayar lewat penjual, melainkan melalui petugas kasir.

  1. Lebih Rapi dan Sejuk

Tidak seperti pasar tradisional yang penuh sesak dan panas. Pasar modern penataannya lebih rapi, teratur, dan terasa sejuk karena memasang pendingin ruangan.

  1. Pelayanan Secara Mandiri

Bila di pasar tradisional Anda akan dilayani oleh penjualnya langsung. Penjual akan mengambilkan barang yang Anda minta dan membungkuskannya langsung. Namun di pasar modern Anda harus melakukan pelayanan secara mandiri.

Manfaat Pasar Tradisional

Bagi masyarakat pekerja, adanya pasar tradisional sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka. Pasar tradisional memiliki fungsi sebagai penggerak utama roda ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu, pasar tradisional memiliki banyak manfaat. Berikut manfaat pasar tradisional bagi masyarakat.

  1. Dapat memajukan dan menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

  2. Memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sektor informal karena membutuhkan tenaga kerja yang banyak.

  3. Mengedarkan dan menjual hasil produksi dari pengusaha lokal, terutama hasil dalam bidang pertanian.

  4. Menjadi tempat berinteraksi antar-individu yang menjadi bagian dalam sosial dan budaya suatu komunal.

Jenis dan Contoh Pasar Tradisional

Pasar tradisional umumnya terbagi ke dalam enam jenis. Berikut adalah pembagian jenis pasar tradisional beserta contohnya berdasarkan dari Bappeda Kabupaten Madiun tahun 2009.

1.      Jenis Pasar Berdasarkan Sifat dan Jenis Kegiatan

Pada jenis ini pasar tradisional terbagi jadi dua, yakni pasar eceran dan pasar induk. Pasar eceran adalah tempat bagi para penjual yang menjajakan barang dengan jumlah sedikit.

Sementara itu, pasar induk merupakan tempat yang terdiri dari pusat lelang, pusat pengepul, pusat distribusi, dan pusat penyimpanan. Contohnya seperti pasar induk buah, pasar induk sayur, pasar induk beras, dan sebagainya.

2.      Jenis Pasar Berdasarkan Ruang Lingkup Pelayanan dan Tingkat Potensi Pasar

Pada jenis ini pasar tradisional terbagi jadi empat, yakni pasar lingkungan, pasar wilayah, pasar kota, dan pasar regional.

Pasar yang memiliki ruang lingkup paling kecil adalah pasar lingkungan, karena letaknya sangat dekat dengan pemukiman penduduk. Penjual biasanya menjajakan barang kebutuhan sehari-hari dengan kapasitas terbatas.

Pasar wilayah memiliki ruang lingkup yang sedikit lebih besar daripada pasar lingkungan karena berdiri di beberapa lingkungan pemukiman. Barang-barang di pasar wilayah lebih bervariasi.

Pasar kota adalah sebuah pasar yang lebih besar karena mencakup seluruh kota. Dalam lingkup pasar kota, variasi barang yang tersedia juga terbilang lebih lengkap daripada pasar wilayah dan pasar lingkungan.

Lalu pasar dengan lingkup paling besar adalah pasar regional. Pasar ini mencakup keseluruhan provinsi.

3.      Jenis Pasar Berdasarkan Waktu Kegiatan

Berdasarkan waktu kegiatan jual-beli, pasar tradisional ini terbagi menjadi dua. Pertama pasar siang hari yang beroperasi pukul 05.00-18.00. Lalu, pasar malam hari adalah pasar yang beroperasi pada pukul 18.00-05.00.

Sedangkan pasar siang dan malam adalah pasar tradisional yang buka sepanjang hari. Kemudian, ada juga pasar darurat yang hanya buka pada waktu tertentu. Umumnya untuk memperingati suatu momentum atas izin kepala daerah.

Baca Juga: Ramah Lingkungan: Pengertian, Upaya, hingga Contoh

4.      Jenis Pasar Berdasarkan Status Kepemilikan

Berdasarkan kepemilikannya, pasar tradisional terbagi jadi tiga, yaitu pasar pemerintah, pasar swasta, dan pasar liar.

Pasar pemerintah adalah pasar tradisional milik pemerintah pusat atau daerah. Pengelolanya adalah pemerintah sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

Pasar swasta adalah pasar tradisional milik swasta yang telah mendapat izin kelola dari pemerintah.

Pasar liar adalah pasar tradisional yang tidak ada campur tangan dari pihak swasta atau pemerintah. Seringnya pasar ini muncul karena suatu daerah kurang fasilitas jual-beli atau letak pasar terlalu jauh dari pemukiman.

5.      Jenis Pasar Berdasarkan Kelas

Pembagian jenis pasar ini bergantung pada luas lokasi pasar. Pasar kelas 1 adalah pasar yang memiliki luas minimal 2000 m².

Lalu, pasar kelas 2 adalah pasar yang memiliki luas minimal 1500 m². Pasar kelas 3 adalah pasar tradisional dengan luas bangunan minimal 1000 m². Terakhir, pasar kelas 4 luas bangunannya minimal 500 m².

6.      Jenis Pasar Berdasarkan Golongan

Pasar tradisional jenis ini terbagi menjadi empat golongan, meliputi golongan A, golongan B, golongan C, dan golongan D.

Pasar golongan A menjual barang seperti logam mulia, perhiasan, permata, tekstil, dan kendaraan bermotor.

Pasar golongan B menjual barang berupa busana, sepatu, souvenir, kebutuhan harian, obat, benda pecah-belah, alat tulis, bahan makanan, plastik, bahan kimia, bahan bangunan.

Pasar golongan C menjual berbagai sembako seperti beras, telur, palawija, buah-buahan, jajanan tradisional. Ada juga yang menjual alat rumah tangga, hewan peliharaan, unggas, dan kerajinan.

Pasar golongan D menjual barang-barang rongsok dan bekas pakai. Selain itu, di pasar ini juga ada yang menjajakan jasa memperbaiki sol sepatu, patri, dan permak.

Mustika Village Sukamulya yang berada di Cikarang, Bekasi memiliki lokasi sangat strategis. Hanya melangkah selama lima menit, Anda bisa menjumpai pasar tradisional Bancong untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Anda. Selain itu, Mustika Village Sukamulya juga dekat dengan Lotte Mart Cikarang bila Anda lebih suka berbelanja di pasar modern.  

Itulah rangkuman pengertian, ciri, manfaat, jenis, dan contoh pasar tradisional di Indonesia. Ciri khas dari pasar tradisional adalah adanya tawar-menawar saat melakukan transaksi. Ciri itulah yang membedakan pasar tradisional dengan pasar modern. Semoga artikel ini bermanfaat.

Mari kunjungi proyek kami:

Mustika Village Sukamulya
Desa, Sukamulya, Kec. Sukatani, Bekasi, Jawa Barat 17630

Selain itu, Anda juga bisa menghubungi nomor 0812-8006-5200 atau email ke [email protected].